UNTUK LENGKAPNYA KLIK GAMBAR
FLIPBOOK
Dalam tradisi Al-Kautsar, sebuah ilmu tidak dianggap matang hanya dengan penguasaan jurus, zikir, atau latihan energi. Kemampuan teknis hanyalah kulit. Yang menjadi inti adalah kelembutan akhlak, kejernihan niat, dan kekuatan amanah. Karena itu, ijazah penutup diberikan bukan untuk mengesahkan kekuatan, melainkan untuk mengokohkan adab.
1. Adab sebagai pondasi jalan ruhani
Setiap gerak, doa, jurus, dan latihan harus melahirkan ketenangan, kesabaran, dan kelembutan. Ilmu yang tidak disertai adab akan menjadi beban, bukan kejernihan.
2. Amanah sebagai penjaga ilmu
Segala bentuk latihan — fisik, batin, atau zikir — tidak boleh digunakan untuk kesombongan, keuntungan duniawi, atau mencelakai makhluk. Ijazah ini menegaskan bahwa murid wajib menyimpan ilmu secara terhormat dan hanya menggunakannya pada jalan kebaikan.
3. Keikhlasan sebagai jiwa dari setiap amalan
Kekuatan ilmu batin tidak bergantung pada teknik, melainkan pada ketulusan. Semua yang dipelajari di jalan Al-Kautsar adalah ibadah, bukan hiburan, bukan permainan, dan bukan pertunjukan.
