About


Selamat datang di Jendela Qalbu, tempat kata menjadi doa, dan doa menjadi cahaya.

Mari bersama menembus tirai dunia, menatap keabadian, dan menemukan ketenangan sejati — ketika hati berlabuh hanya kepada-Nya.

Jendela Qalbu adalah ruang sunyi tempat hati menatap cahaya Ilahi.

Sebuah taman batin tempat jiwa beristirahat dari hiruk-pikuk dunia, lalu meneguk kedamaian dari sumber segala kedamaian — Allah, Sang Pemilik Cahaya.

Di sini, setiap tulisan lahir dari perenungan tentang hakikat diri, perjalanan ruhani, dan keagungan Sang Pencipta yang tak terlukiskan oleh kata.

Kami percaya bahwa memahami Tuhan bukan sekadar membaca ayat dengan lisan, melainkan menyelami maknanya dengan hati yang hidup.

Sebab, setiap napas adalah firman yang tak tertulis, setiap detik adalah tanda dari kebesaran-Nya.

Allah berfirman:


وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ

وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ


> “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”

(QS. Adz-Dzariyat: 20–21)

Dalam setiap perjalanan spiritual, kami berusaha membuka tirai dunia untuk melihat yang hakiki — bukan sekadar apa yang tampak di mata, tapi yang terasa di lubuk jiwa.

Jendela Qalbu hadir untuk mengingatkan bahwa di balik kesedihan ada rahmat, di balik kehilangan ada kasih sayang, dan di balik setiap ujian ada panggilan lembut dari Allah agar kita kembali kepada-Nya.

Kami menulis dengan keyakinan bahwa hati manusia adalah cermin yang jika dibersihkan, akan memantulkan cahaya Tuhan.

Seperti sabda Rasulullah ﷺ:

> “Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad; dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Melalui Jendela Qalbu, kami ingin mengajak setiap pembaca untuk menapaki jalan pulang menuju diri sejati — menuju hati yang berserah, hati yang mengenal Tuhannya.

Karena sejatinya, perjalanan menuju Allah bukan perjalanan jauh, melainkan perjalanan masuk ke dalam diri sendiri.


وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ


> “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

(QS. Qaf: 16)

Post a Comment