Kajian Ma'rifat tentang Jasad dan Sifat-Sifat Allah yang Terjoli (keterhubungan langsung)

Dalam pengkajian spiritual, terkhusus dalam ilmu Ma'rifat, jasad manusia bukan hanya dilihat sebagai bentuk fisik yang tampak di permukaan, tetapi juga sebagai entitas yang penuh dengan lapisan-lapisan halus yang menggambarkan hubungan mendalam dengan sifat-sifat Allah. Dalam pemahaman ini, setiap bagian dari jasad, baik yang kasar maupun yang halus, memiliki hubungan langsung dengan sifat-sifat Ilahi yang tersambung kepadanya.

Penopang-Penopang Jasad: 

Jasad manusia memiliki dua jenis penopang: penopang kasar (material) dan penopang halus (spiritual). Penopang kasar terdiri dari kulit, daging, urat, dan tulang, yang masing-masing mengandung sifat Allah yang terjoli. Sementara penopang halus terdiri dari cahaya-cahaya yang meliputi hati, jantung, limpa, dan empedu, yang juga memiliki makna spiritual mendalam.

1. Kulit: Kulit yang asalnya putih jernih

menggambarkan sifat Allah yang bernama Azhiim (Tinggi dan Agung). Kerja dari kulit adalah selalu mengenal Allah, yang terwujud dalam kesadaran spiritual yang tiada henti. Kulit mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan dengan Tuhan melalui zikir dan ibadah.


2. Daging: Daging, yang asalnya merah seperti tembaga, terhubung dengan sifat Allah yang bernama Hakiim (Bijaksana dan Tegas). Kerja dari daging adalah tegak berdiri dalam menghadapi kehidupan, mengingatkan kita akan keteguhan dalam kebenaran dan kebijaksanaan Allah. Daging, dalam hal ini, menjadi simbol dari keteguhan spiritual dalam menjalani setiap ujian hidup.


3. Urat: Urat, yang asalnya kuning seperti kawat kuning yang jernih, terhubung dengan sifat Allah yang bernama Qawwi (Kuat dan Perkasa). Kerja dari urat adalah rukuk, yang menggambarkan penyerahan diri dan kekuatan dalam merendahkan diri di hadapan Allah. Urat menunjukkan kekuatan dalam iman dan pengabdian.


4. Tulang: Tulang yang asalnya hitam seperti baja yang hitamnya jernih, terhubung dengan sifat Allah yang bernama Mahi (Hidup dan Menghidupkan). Tulang menjadi penopang yang menjunjung tinggi kebesaran Allah, memberi kita kesadaran akan kebesaran Tuhan dalam segala aspek kehidupan.

Penopang Halus: Setelah mengenal penopang kasar, kita beralih kepada penopang halus jasad yang terdiri dari cahaya-cahaya yang bersinar dari organ-organ dalam tubuh manusia:

1. Cahaya Hati: 

Hati adalah tempat ilmu dan pengetahuan, tempat di mana cahaya Allah bersinar, memberikan petunjuk hidup yang benar.

2. Cahaya Jantung

Jantung merupakan pusat kehidupan yang menyinari tubuh kita dengan ayat-ayat Allah, memberikan kehidupan yang nyata.

3. Cahaya Limpa: 

Limpa adalah tempat tauhid dan syahadat, yang mengokohkan iman kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

4. Cahaya Empedu:

Empedu melambangkan cahaya Islam dan Iman, yang meliputi seluruh tubuh dengan kedamaian dan kesucian yang datang dari Allah.


Penyembuhan Jasad secara Utuh: 

Penyembuhan jasad tidak hanya melibatkan penyembuhan fisik tetapi juga penyembuhan spiritual yang mendalam. Setiap penopang jasad memiliki cara pengobatan tersendiri yang dapat dilakukan melalui zikir, ibadah, dan gerakan-gerakan tertentu. Penyembuhan ini melibatkan pengembalian keselarasan antara tubuh (jasad) dengan sifat-sifat Ilahi yang terjoli pada setiap bagiannya.

1. Pengobatan Kulit: 

Dengan membiasakan berwudhuk, kita membersihkan tubuh sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Wudhuk adalah pintu utama untuk mengenal Allah dan membersihkan jasad dari segala kekotoran, baik secara zahir maupun batin.


2. Pengobatan Daging: 

Daging perlu dilatih untuk tegak berdiri dalam ibadah, khususnya melalui sholat. Gerakan sholat yang tegak dan khusyuk menjadi cara untuk menguatkan daging dalam mendekatkan diri kepada Allah. Penambahan sholat sunnah juga memperkokoh hubungan antara tubuh dan hati.


3. Pengobatan Urat: 

Urat dapat diperkuat melalui gerakan rukuk, baik dalam sholat maupun gerakan lainnya. Rukuk adalah simbol penyerahan total kepada Allah, menguatkan keteguhan spiritual dalam menghadapi ujian hidup.

4. Pengobatan Tulang: 

Pengobatan tulang dilakukan dengan menyentuh tanah atau bumi, yang melambangkan kesadaran akan kebesaran Allah. Zikir yang terjoli pada tulang mengingatkan kita akan kekuatan dan keteguhan dalam menjalani hidup.

Kesimpulan: 

Jasad manusia adalah manifestasi dari sifat-sifat Allah yang terjoli. Setiap bagian tubuh kita bukan hanya berfungsi secara fisik, tetapi juga sebagai medium untuk menyerap dan menyalurkan sifat Ilahi. Untuk mencapai penyembuhan dan keseimbangan tubuh yang utuh, kita harus menjaga hubungan dengan Allah melalui zikir, ibadah, dan pengobatan jasmani serta rohani yang sesuai. Dengan melaksanakan pengobatan ini secara konsisten, tubuh kita akan kembali ke asalnya, menjadi jasad yang kokoh, kuat, dan penuh berkah sebagai khalifah di muka bumi Allah.

Inilah salah satu aspek dari Ma'rifat, yaitu mengenal hakikat diri kita, jasad kita, dan hubungan kita dengan Sang Pencipta yang tiada terhingga.

Post a Comment

Previous Post Next Post