Kajian Hakikat: Nur Muhammad — Cahaya Pertama dari Segala Cahaya

Apa itu Nur Muhammad

“Nur Muhammad” berarti Cahaya Muhammad, yaitu hakikat ruhani Nabi Muhammad ﷺ sebelum wujud jasadnya di dunia.
Ia disebut cahaya pertama yang diciptakan Allah — dari mana seluruh alam semesta berasal.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan secara maknawi oleh para sufi:

> “Awal dari segala sesuatu yang Allah ciptakan adalah cahayaku (nurī).”

Dengan demikian, Nur Muhammad bukan manusia dalam bentuknya, melainkan hakikat kesadaran Ilahi yang menjadi asal seluruh makhluk.

Hakikat Awal Penciptaan

Dalam pandangan ahlul haqiqah, sebelum alam semesta diciptakan, hanya ada Zat Allah yang tiada banding.
Kemudian, Allah menciptakan “Nur Muhammad” sebagai tajalli pertama, manifestasi awal dari Diri-Nya yang dapat dikenal.

Dari cahaya itu:

Malaikat diciptakan dari sebagian nurnya,

Langit, bumi, dan lautan dari pantulan cahayanya,

Manusia diciptakan dari percikan cinta dari Nur itu sendiri.

Maka seluruh ciptaan adalah bayangan dari Nur Muhammad, sebagaimana bulan menerima sinar dari matahari.

Nur Muhammad sebagai Cermin Ilahi

Nur Muhammad disebut juga sebagai Cermin Ketuhanan (Mir’at al-Haqiqah).
Melalui cermin itu, Allah “melihat” ciptaan-Nya, dan ciptaan mengenal Tuhannya.

Imam al-Jili dalam al-Insan al-Kamil menjelaskan:

> “Nur Muhammad adalah hakikat universal, tempat segala sifat dan nama Allah tercermin. Ia adalah asal mula dari insan kamil.”

Artinya, Nur Muhammad adalah jembatan antara yang Mutlak (Allah) dan yang terbatas (makhluk).


Nur Muhammad dan Insan Kamil

Hakikat “Nur Muhammad” bersemayam dalam diri setiap manusia yang beriman, karena ruh manusia berasal dari cahaya itu.
Namun, hanya insan kamil (manusia yang sempurna rohaninya) yang mampu menyadari dan memancarkan cahaya tersebut.

Ketika seseorang menyucikan hatinya, ia mulai memantulkan Nur Muhammad — menjadi cermin bagi sifat-sifat Ilahi seperti kasih, hikmah, dan rahmah.

Hubungan Nur Muhammad dan Cinta Ilahi

Para sufi menyebut penciptaan Nur Muhammad sebagai perwujudan cinta Allah.

Dalam hadis qudsi maknawi disebutkan:

> “Aku adalah Perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin dikenal, maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku.”

Maka Allah menciptakan Nur Muhammad — sebab dari sanalah cinta dapat tampak.
Nur Muhammad adalah manifestasi cinta Allah kepada Diri-Nya sendiri, dan dari cinta itulah seluruh wujud mengalir.

Nur Muhammad dalam Diri Manusia

Setiap manusia membawa dzarrah (percikan kecil) dari Nur Muhammad.
Ia tampak dalam:

Kesadaran akan kebenaran,
Rasa cinta dan kasih,
Kecenderungan kepada kebaikan dan cahaya.

Namun percikan itu sering tertutup oleh kabut nafsu dan ego.

Tugas seorang salik (penempuh jalan ruhani) adalah menyibak hijab-hijab kegelapan hingga nur itu kembali bersinar di hatinya.

Simbolisme Hikmah Nur Muhammad

Dalam bahasa hikmah:

Cahaya melambangkan pengetahuan dan kehidupan.

Kegelapan melambangkan kebodohan dan keterpisahan.

Nur Muhammad adalah cahaya kesadaran Ilahi yang memberi makna kepada seluruh wujud.
Tanpanya, alam semesta adalah tubuh tanpa ruh; ia hidup karena cahaya tersebut.

Nur Muhammad dan Rahmat Semesta

Allah berfirman:

> “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)

Dalam tafsir hakikat, ayat ini bermakna: Rahmat yang menghidupkan alam bukan hanya melalui risalah Nabi, tetapi karena cahaya hakikatnya adalah sumber kasih bagi segala makhluk.

Maka “rahmat semesta alam” berarti pancaran Nur Muhammad yang memberi wujud, kehidupan, dan kesadaran pada seluruh ciptaan.


Kesimpulan Hikmah Nur Muhammad

1. Nur Muhammad adalah makhluk pertama, cahaya asal penciptaan.

2. Ia menjadi perantara tajalli Ilahi, tempat nama dan sifat Allah termanifestasi.

3. Setiap manusia membawa percikannya — tugas ruhani adalah menyingkap cahayanya di dalam hati.

4. Ia adalah rahmat dan cinta Allah yang meliputi seluruh wujud.

Hikmah Penutup

> “Nur Muhammad adalah rahasia cinta yang menyinari kegelapan wujud.
Barangsiapa mengenal dirinya melalui nur itu, maka ia mengenal Tuhannya.”

(Laa ilaha illa Allah, Muhammadur Rasulullah)

إرسال تعليق

أحدث أقدم