Hikmah QS. Adz-Dzariyat 20–21: Tanda-Tanda Allah di Dalam Diri
Pendahuluan: Tanda-Tanda Allah Tidak Pernah Jauh
Manusia sering mencari kebesaran Allah hanya pada kejadian besar, fenomena alam, dan keajaiban yang terlihat oleh mata. Padahal, sebagian tanda terbesar justru ada dalam diri kita — pada hati, akal, ruh, dan perjalanan hidup yang kita jalani setiap hari.
Allah sendiri mengingatkan kita dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 20–21:
وَفِي الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ
وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin.
Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Ini adalah ayat yang mengundang manusia untuk melihat Allah melalui diri sendiri, bukan hanya melalui dunia luar.
1. Tanda-Tanda Allah di Alam Semesta
Ayat ke-20 menyebutkan bahwa di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang yakin.
Setiap detail alam semesta — dari langit, lautan, tanaman, angin, hingga pergantian siang dan malam — semuanya adalah ayat (tanda) yang menunjukkan kekuasaan-Nya.
Allah berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang berakal.”
(QS. Ali Imran: 190)
Namun, Allah kemudian mengalihkan perhatian manusia dari langit dan bumi… ke dalam diri sendiri.
2. Tanda-Tanda Allah di Dalam Diri
Ayat ke-21 menjadi puncak renungan:
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Tanda-tanda itu ada pada:
1. Penciptaan Fisik Manusia
Tubuh manusia adalah bukti paling nyata kekuasaan Allah — dari jantung yang berdetak tanpa diminta, otak yang memproses jutaan informasi, hingga sistem tubuh yang bekerja sempurna.
Allah berfirman:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
(QS. At-Tin: 4)
2. Ruh dan Kesadaran
Tidak ada satu pun yang mampu menjelaskan hakikat ruh secara penuh. Kesadaran, intuisi, rasa cinta, rindu, takut, harap — semuanya adalah misteri Ilahi yang tak dapat ditiru manusia.
Allah berfirman:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي
“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu urusan Tuhanku.”
(QS. Al-Isra: 85)
3. Gerak Hati dan Bisikan Batinnya
Hati manusia mampu merasakan kebaikan, kebenaran, dan panggilan Ilahi.
Nabi ﷺ bersabda:
“Mintalah fatwa kepada hatimu.”
(HR. Ahmad)
Karena hati yang jernih adalah tempat Allah meneteskan cahaya-Nya.
4. Takdir dan Jalan Hidup
Perjalanan hidup, ujian, dan takdir yang mengalir adalah tanda bahwa ada Zat yang mengatur setiap langkah manusia.
3. Hikmah dari Ayat Ini
1. Allah Itu Dekat — Lebih Dekat dari yang Kita Bayangkan
Perjalanan menemukan Allah tidak perlu jauh.
Kita hanya perlu masuk ke dalam diri.
Allah berfirman:
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
(QS. Qaf: 16)
2. Hati Adalah Cermin Keberadaan Allah
Hati yang jernih memancarkan ketenangan.
Hati yang gelisah merindukan Ilahi.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, baik seluruh tubuh; jika ia buruk, buruk seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal itu adalah hati.”
(HR. Bukhari & Muslim)
3. Kesadaran Diri adalah Jalan Menuju Allah
Siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya.
Ungkapan ulama:
“Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa Rabbahu.”
(Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.)
Walaupun bukan hadis sahih, maknanya sangat sesuai dengan ayat ini.
4. Manusia Adalah Ayat yang Bergerak
Setiap detik kehidupan adalah ayat yang harus direnungi.
Setiap napas adalah bukti keterhubungan kita dengan Allah.
4. Bagaimana Kita Melihat Tanda-Tanda Allah dalam Diri?
1. Dengan Merenungkan Penciptaan
Melihat tubuh bukan sekadar bentuk, tetapi sebagai mahakarya Ilahi.
2. Dengan Mendengarkan Suara Hati
Hati yang bersih selalu condong kepada kebaikan.
3. Dengan Melihat Ujian sebagai Petunjuk
Setiap kesedihan, kehilangan, dan kegelisahan adalah panggilan lembut dari Allah agar kembali kepada-Nya.
4. Dengan Mensyukuri Kelebihan dan Kekurangan
Keduanya adalah “ayat” yang menyempurnakan perjalanan manusia.
Kesimpulan: Allah Ada di Mana-Mana, Termasuk di Dalam Diri
Hikmah QS. Adz-Dzariyat 20–21 mengajarkan bahwa tanda-tanda Allah tidak hanya ditemukan pada fenomena alam atau mukjizat besar, tetapi juga pada diri kita sendiri — pada hati, ruh, pikiran, perjalanan hidup, dan setiap detik keberadaan.
Jika kita sulit merasakan Allah, bukan karena Dia jauh, tetapi karena hati kita tertutup.
Buka hati, renungi diri, dan lihatlah bagaimana Allah hadir dalam setiap bagian dari hidupmu.
Sebab, perjalanan menuju Allah bukanlah perjalanan ke luar, tetapi perjalanan kembali ke dalam diri.