Bisakah Nur Muhammad diri kita dibangkitkan?
Sesuai dengan ajaran para ulama sufi seperti Ibnu Arabi, Abdul Karim al-Jili, al-Ghazali, atau ulama Nusantara seperti Syekh Siti Jenar dan Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
1. Apa itu ‘Nur Muhammad’ menurut Tasawuf?
Dalam tasawuf, Nur Muhammad adalah:
Cahaya pertama yang Allah ciptakan
Sumber asal semua makhluk
A’yân Tsâbitah atau potensi ruhani seluruh manusia
Realitas kesadaran Ilahiah dalam diri manusia
Para sufi sering menyebut bahwa dalam diri setiap insan ada sirr, cahaya asal yang menghubungkannya dengan Tuhan.
Jadi Nur Muhammad bukan tubuh, bukan pula ruh biologis, tetapi cahaya kesadaran asal.
2. Apakah Nur Muhammad “dibangkitkan”? – Penjelasan
✔ Ya, bisa — tapi maksudnya bukan bangkit fisik.
Yang “dibangkitkan” adalah kesadaran Nur Muhammad dalam diri seseorang.
Bahasanya dalam tasawuf adalah:
inkisyâf — tersingkapnya cahaya
tajallî — penampakan sifat-sifat Ilahi dalam diri hamba
yaqdha / yaqzah ruhaniyah — kebangkitan ruhani
tashfiyat al-nafs — pembersihan jiwa
Jadi “membangkitkan Nur Muhammad” berarti:
> Mengaktifkan sisi ketuhanan (sifat-sifat Ilahi) dalam diri melalui dzikir, pembersihan hati, dan penyaksian (mushahadah).
3. Tanda-Tanda Nur Muhammad dalam diri bangkit
Menurut para sufi, tanda-tandanya adalah:
1. Hati menjadi jernih, mudah menangkap ilham baik
2. Cinta kepada Allah mendominasi kehidupan
3. Akhlaq menjadi lembut dan penuh kasih
4. Syahwat buruk melemah, niat menjadi murni
5. Shalat terasa hidup, bukan sekadar gerakan
6. Muncul rasa hadir bersama Allah
7. Hilangnya rasa “aku” dan munculnya rasa “hamba”
8. Cahaya ketenangan yang tidak bergantung situasi luar
Ini yang disebut para sufi sebagai baqâ’ setelah fanâ’.
4. Bagaimana cara membangkitkan Nur Muhammad di dalam diri?
Berikut amalan yang disebut para ulama tasawuf:
1. Dzikir Ismudz Dzat: “Allāh… Allāh…”
Dilakukan perlahan, fokus pada hati.
Ini dzikir yang paling banyak digunakan untuk tajalli.
2. Dzikir Shalawat Nur Muhammad
Contoh:
> “Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad an-nūr al-azali, wa sirril muttasil…”
Shalawat jenis ini menghubungkan hati dengan cahaya kenabian.
3. Shalat Khusyuk dengan Kehadiran Hati (Hudhur)
Karena shalat adalah Mi’raj ruhani yang membuka hijab.
4. Membersihkan Nafsu
Melalui puasa, sabar, menahan diri, dan mengobati penyakit hati.
5. Menjaga Adab
Adab kepada Allah, Rasul, manusia, dan diri sendiri.
Cahaya tidak turun kepada orang yang kacau adabnya.
5. Apakah ini selaras dengan Islam syariat?
Ya—para ulama sepakat:
> Tasawuf tidak menciptakan ruh baru. Ia hanya membangkitkan kesadaran tauhid dalam diri.
Bukan berarti manusia menjadi Tuhan, tetapi semakin menjadi hamba.
Sufi mengatakan:
“At-taqarrub ilallah, la ittihad.”
(Mendekat kepada Allah, bukan bersatu secara zat.)
Jadi aman secara akidah jika difahami sebagai:
Kesadaran hamba yang menjadi terang oleh cahaya petunjuk Allah.
Kesimpulan Singkat
✔ Ya, “Nur Muhammad” dalam diri bisa dibangkitkan.
Tetapi bukan bangkit fisik, melainkan:
> Bangkitnya kesadaran ilahiah, kejernihan hati, dan sifat-sifat mulia yang memancar dari dalam diri melalui dzikir, shalawat, dan penyucian jiwa.