Kenapa semua surat Al-Qur’an dimulai dengan بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ (Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm) — kecuali Surat At-Taubah (Surah Bara’ah) — memang memiliki rahasia yang besar, baik menurut ilmu tafsir maupun kajian hikmah dan hakikat.
Mari kita bahas secara bertingkat:
1. Penjelasan lahiriah (tafsir zahir)
Para ulama tafsir menyebut bahwa:
Surat At-Taubah turun tanpa Basmalah karena ia merupakan lanjutan dari Surat Al-Anfal dan berisi deklarasi pemutusan perjanjian (bara’ah) terhadap kaum musyrikin.
“Bismillah” bermakna rahmat dan kasih sayang, sedangkan At-Taubah diawali dengan pengumuman perang dan penegasan hukuman terhadap pengkhianat.
Maka, secara lahir, tidak pantas mengawali ayat yang menegaskan kemurkaan Allah dengan lafaz kasih sayang-Nya.
2. Rahasia batin menurut hikmah dan hakikat
Dalam kajian hikmah (tasawuf dan ilmu laduni), setiap Basmalah adalah pintu Rahmah (kasih sayang), sedangkan setiap ayat adalah tajalli (penampakan) dari Nama-nama Allah.
Maka, rahasianya:
a. At-Taubah adalah tajalli Jalal (Keagungan)
Al-Qur’an memiliki dua sisi: Jalal (Keagungan dan Kekuasaan Allah) dan Jamal (Keindahan dan Kasih Sayang Allah).
Basmalah melambangkan Jamalullah (Kasih Allah).
Sedangkan At-Taubah turun dalam tajalli Jalalullah, yakni ketika Allah menampakkan Kemurkaan-Nya terhadap orang kafir dan munafik.
Maka, tidak tampak di awal surat itu Basmalah, sebab rahmat tertutup oleh keagungan dan keadilan Ilahi.
b. Basmalah tetap ada secara batin
Para arif billah mengatakan: “Basmalah tidak hilang dari At-Taubah, tapi disembunyikan dalam hatinya.”
Artinya, meski lahirnya tanpa Basmalah, namun batinnya tetap dalam naungan rahmat Allah, sebab bahkan kemurkaan Allah pun berasal dari kasih sayang-Nya yang ingin menegakkan keadilan.
Dalam hikmah: “Ghadabuhu Rahmatun lil-‘Ārifīn” — “Kemurkaan-Nya adalah kasih bagi orang yang mengenal-Nya.”
c. Makna simbolik perjalanan ruhani
Dalam perjalanan jiwa (suluk), seorang salik (pencari Tuhan) melewati dua maqam besar:
1. Jamal (rahmat, kelembutan, cinta)
2. Jalal (ujian, pembersihan, penegakan keadilan)
Surat At-Taubah melambangkan maqam tajrid, yaitu ketika seorang hamba dibersihkan dari keterikatan dunia dan nafsu, kadang melalui ujian keras.
Maka surat ini tidak diawali dengan Basmalah karena menggambarkan tahapan pemutusan (bara’ah) dari segala yang selain Allah.
3. Rahasia huruf dan makna isyarat
Dalam hikmah huruf, “Ba” dari Bismillah adalah pintu rahasia pertama dari segala sesuatu — sumber keberadaan (wujud).
Hilangnya “Ba” pada awal At-Taubah menunjukkan terangkatnya hijab wujud, artinya:
> Surat ini tidak berbicara dari sisi makhluk (yang butuh rahmat), tapi dari sisi Tuhan (yang menegakkan keadilan).
Maka “At-Taubah” tanpa “Bismillah” adalah tajalli Dzat tanpa perantara Nama Rahmat, hanya Keagungan Ilahi yang tampil.
4. Hikmah bagi orang yang beramal dan berzikir
Bagi ahli zikir dan pengamal Al-Qur’an:
Surat At-Taubah mengajarkan bahwa kasih sayang Allah tidak selalu tampak lembut.
Kadang kasih sayang itu berupa pembersihan, teguran, bahkan azab, agar manusia kembali kepada-Nya.
Maka, hikmah amaliah-nya:
Saat membaca At-Taubah, niatkan untuk taubat sejati dan pemutusan diri dari segala selain Allah. Karena setiap hurufnya adalah pedang nurani yang memotong keterikatan nafsu.
Kesimpulan Hikmah
> “Bismillah adalah rahasia cinta, dan At-Taubah adalah rahasia pembersihan cinta.”
Basmalah hilang di awal At-Taubah bukan karena rahmat Allah hilang, tetapi karena rahmat itu berubah wujud menjadi keadilan dan penyucian.